SUMENEP Suarademokrasi, 23 September 2024 – Keberhasilan kepemimpinan Bupati Achmad Fauzi di Kabupaten Sumenep telah membawa berbagai perubahan signifikan. Meskipun sering kali dihadapkan dengan berbagai persoalan birokrasi yang melibatkan pejabat bawahannya, Achmad Fauzi tetap menunjukkan integritas dan ketulusan dalam menerima kritik, termasuk yang datang dari aktivis, mahasiswa, hingga media.
Ketulusan Bupati Achmad Fauzi Wongsojudo kepada masyarakatnya saya rasakan sendiri, saya selaku pelaku media sering mengkritisi kebijakan publik yang dilakukan oleh beberapa OPD dan Camat dalam Kepemimpinan Bupati Achmad Fauzi. Tapi beliau tidak sedikitpun ada rasa kebencian kepada media ataupun untuk membela kesalahan bawahannya.
Ketulusan itulah yang membuat keberhasilan dan prestasi yang berpihak pada diri Achmad Fauzi Wongsojudo dalam memimpin pemerintahan Kabupaten Sumenep, meskipun masih banyak kebijakan bawahannya yang dilakukan dinilai membentur peraturan. Hal itu bukan semata-mata untuk menyalahgunakan Bupati Achmad Fauzi.
Baca Juga: Bupati Achmad Fauzi Meneladani Gaya Kepemimpinan Rasulullah
Achmad Fauzi, yang bukan berasal dari kalangan politisi ataupun tokoh militer, memulai kariernya dari bawah sebagai pengusaha sukses di Jakarta sebelum kemudian dipanggil untuk pulang dan mengabdi di tanah kelahirannya. Sosok Fauzi, yang tumbuh sebagai yatim piatu, menunjukkan keteguhan dan kegigihan dalam menghadapi berbagai tantangan, baik di dunia usaha maupun di birokrasi.
Keberhasilan Fauzi tidak lepas dari kemampuannya mengombinasikan (entrepreneurship) dengan birokrasi. Saat menjabat sebagai Bupati Sumenep di tengah pandemi COVID-19, Fauzi melakukan sinergi anggaran daerah, Dana Desa (DD), dan APBN untuk mewujudkan program pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan rakyat. Tantangan anggaran yang hanya menyisakan 15 persen untuk infrastruktur berhasil diatasi dengan mengoptimalkan limpahan dana APBN yang diarahkan untuk pembangunan dan pengurangan angka kemiskinan.
Keberhasilan Bupati Fauzi memimpin Sumenep tidak hanya diakui oleh kalangan pemerintah, tetapi juga oleh masyarakat. Salah satu aktivis perempuan asal Talango, Dewi, menyampaikan curhatannya kepada media. Meskipun perubahan terhadap Sumenep tidak bisa seperti bermain sulap hanya dengan sekejap mata semua bisa berubah.
“Mas Bupati Fauzi sukses memimpin Sumenep. Meski banyak tantangan, beliau tetap menunjukkan dedikasi untuk masyarakatnya.” Ujarnya.
Beliau menambahkan, bahwa sejumlah penghargaan yang diraih Sumenep di bawah kepemimpinan Achmad Fauzi menjadi bukti nyata dari kerja kerasnya. Salah satunya adalah Innovative Government Award (IGA) sebagai Kabupaten Terinovatif, berkat berbagai inovasi layanan publik dan tata kelola pemerintahan yang unggul di Madura.
Namun, keberhasilan ini tidak lepas dari tantangan, terutama dalam mengawal pelaksanaan program di tingkat Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Mahasiswa dan aktivis kerap mengingatkan agar penghargaan yang diraih tidak membuat terlena, dan program-program yang telah dinilai berhasil tidak ditinggalkan begitu saja oleh OPD.
Beberapa janji politik Bupati Fauzi saat Pilkada 2020, seperti peningkatan pelayanan kesehatan, pendidikan, penciptaan wirausaha santri, dan pengentasan kemiskinan, telah mulai menunjukkan hasil, meskipun masih ada fakir miskin yang tidak menjadi KPM atas ulah oknum di pemerintahan desa. Menurut Dewi, berdasarkan data BPS 2022, angka kemiskinan di Sumenep mengalami penurunan, sementara Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) mencapai Rp 36 juta per kapita, tertinggi di antara kabupaten di Madura.
“Peningkatan Investasi dan Ekonomi
Di bidang investasi, Sumenep juga mencatat peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2021, nilai investasi mencapai Rp 925 miliar, dan melonjak menjadi Rp 1,7 triliun pada 2022. Fauzi menargetkan nilai investasi mencapai Rp 3 triliun pada tahun 2023. Untuk mendukung ini, ia menginisiasi program Sumenep Investment Summit (SIM) dan Visit Sumenep, yang menjadi forum strategis dalam menarik minat investor.” Pungkasnya.
Meski begitu, evaluasi terhadap pelaksanaan program tetap menjadi hal penting. Seperti yang diingatkan Dewi dan mahasiswa, program-program unggulan harus benar-benar dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, dan bukan hanya menjadi pencapaian di atas kertas. “Sudah waktunya progres capaian kinerja Bupati Fauzi dimunculkan. Kalau bukan sekarang, kapan?” ungkap Dewi kepada media.
Dimomen Pilkada Sumenep 2024 ini, Dewi berharap dengan keberadaan media, mahasiswa, dan LSM diharapkan dapat menjadi pihak yang terus mengawasi dan mengevaluasi jalannya program-program di Sumenep. Seperti layanan publik yang mencapai 147 inovasi, mulai dari Mal Pelayanan Publik (MPP), Si Mantap untuk layanan pendidikan, hingga Si Kapal, sistem informasi keselamatan pelayaran untuk nelayan. Semua inovasi ini perlu dimonitor agar tidak hanya sebatas pencanangan, melainkan dapat diimplementasikan dengan baik dan dirasakan oleh seluruh masyarakat.
Bupati Achmad Fauzi telah menunjukkan keberhasilan dalam memimpin Sumenep, baik dari segi pembangunan ekonomi, infrastruktur, hingga inovasi pelayanan publik. Meskipun tantangan birokrasi dan penegakan disiplin di tingkat OPD masih menjadi pekerjaan rumah, dedikasi dan sikap terbuka terhadap kritik menunjukkan bahwa Achmad Fauzi siap untuk terus memperbaiki dan mengoptimalkan kinerjanya demi kesejahteraan masyarakat Sumenep.