SUMENEP, Suarademokrasi.id | Berawal pengaduan media terhadap maraknya ribuan liter BBM solar bersubsidi yang dijual pada jerigen untuk dikirim ke kepulauan oleh pihak SPBU, akhirnya anggota TNI melakukan pengecekan adanya tumpukan ribuan liter BBM solar bersubsidi di TUKS Kalianget – Gresik Putih, merasa kecewa terhadap mafia BBM tersebut. 14 April 2023.
Karena, saat beberapa anggota TNI dan media melakukan pengecekan terhadap ribuan liter BBM solar bersubsidi yang berada di TUKS. Syukkur pembeli BBM tersebut yang dikawal oleh sejumlah oknum LSM telah membohongi anggota TNI dan media saat bertugas melakukan investigasi.
Pasalnya, ada kecurigaan tandatangan dan stempel Camat Kangayan dan Kades Saobi diduga dicopy, karena nampak jelas Stempel dan Tandatangan tersebut yang ada di berkas terlampir pada beberapa surat kuasa untuk pembelian BBM yang digunakan Syukkur adalah tempelan (scan/editan).
Baca juga: Mafia BBM Bersubsidi Diduga Dibekingi Sejumlah Pihak
Tempelan Stempel dan tandatangan tersebut juga digunakan Syukkur untuk Surat kuasa pembelian ribuan liter BBM solar bersubsidi di beberapa SPBU pada tahun 2022, yang pernah media laporkan pada Polsek Saronggi dan Polairud Kalianget, tapi semua itu tidak direspon baik oleh petugas hingga Syukkur terus bebas melakukan pembelian ribuan BBM bersubsidi dengan menggunakan beberapa surat rekomendasi pembelian milik orang lain yang dikeluarkan oleh dinas UPT Pasongsongan, sampai saat ini.
Dalam persoalan ini, Syukkur menggandeng sejumlah oknum LSM untuk membantu usahanya agar tidak dipersoalkan. Disaat anggota TNI dan media menyikapi hal tersebut, sempat terjadi keributan tentang masalah stempel dan tandatangan dan Syukkur menyatakan dengan tegas bahwa dirinya siap untuk diproses hukum bila terbukti bersalah.
“Saya siap diproses hukum bila Camat Kangayan itu tidak pernah memberikan tandatangan dan stempel kepada saya, saya sendiri yang minta dan menghadap kepada Camat,” tegas Syukkur dihadapan petugas TNI dan teman-temannya, 14 April 2023.
Sedangkan Camat Kangayan saat dikonfirmasi media sebelumnya mengatakan tidak pernah kenal dengan Syukkur dan tidak pernah memberikan Tandatangan dan stempel kepadanya untuk pembelian BBM, yang terekam dalam kamera media.
Tapi Sayifiddin salah satu oknum Ketua LSM di Sumenep ikut membantu membela Syukkur, malah dengan tegas mengatakan didepan anggota TNI dan media bahwa ribuan liter BBM solar bersubsidi yang tidak memiliki ijin usaha dan alat angkutan BBM tersebut, harus tetap diangkut.
“BBM ini tetap harus diangkut, saya yang bertanggungjawab nantinya,” ucap Sayfiddin dengan lantang, yang seolah olah dirinya memiliki kewenangan penuh masalah BBM. Sedangkan dirinya hanya sebagai Ketua LSM saja yang seharusnya menjadi sosial kontrol.
Untuk menghindari perselisihan tersebut, anggota TNI menengahi persoalan itu dan sepakat ribuan liter BBM solar bersubsidi tersebut agar tidak diangkut dulu sebelum ada pernyataan Camat tentang stempel dan tandatangan dirinya. Dan Syukkur beserta oknum LSM sepakat dan berjanji untuk mempertemukan Camat agar memastikan tandatangan dan stempel tersebut.
Tapi kenyataannya 15 April 2023, ribuan liter BBM solar bersubsidi yang di beli di SPBU Kalianget beserta perahunya sudah tidak ada di lokasi TUKS Kalianget Gresik putih, membuat pihak TNI dan media kecewa terhadap Syukkur dan oknum LSM tersebut karena tidak bisa membuktikan omongannya.
Maka dari itu, pihak media bersama TNI sepakat akan terus mengungkap persoalan BBM bersubsidi, karena BBM yang disubsidi oleh pemerintah banyak dimanfaatkan oleh para mafia BBM yang bekerjasama dengan beberapa pihak untuk kepentingan pribadi saja.
“Saya selaku TNI merasa dibohongi oleh beliau, ayo habis lebaran kita langsung menghadap Waka Polres dan pemilik SPBU agar tidak lagi melayani penjualan BBM pada rekom yang tidak jelas seperti itu,” geram anggota TNI yang disampaikan kepada media, Sabtu 22 April 2023.
Berdasarkan informasi yang dihimpun media, Syukkur adalah mantan tahanan Polsek. Dirinya sempat menebarkan isu teror untuk mencelakai media dan teman lembaga yang ikut menyoroti usaha BBM nya. Selain itu pihak media juga terus dihubungi oleh banyak pihak terkait persoalan pemberitaan tentang BBM.
Kenapa teror itu terjadi? apa karena penegakan hukum di Sumenep ini masih tebang pilih? Dan haruskah media dan lembaga diam membiarkan ribuan liter BBM bersubsidi dijual pada jerigen?
Sedangkan warga kepulauan terus menjerit dengan kelangkaan dan harga BBM yang tinggi, sehingga para mafia BBM memanfaatkan situasi itu untuk menjual BBM solar bersubsidi dengan melebihi harga ketentuan pemerintah, kisaran Rp 10.000 perliter.
Perlu diketahui pada pemberitaan sebelumnya ditemukan pihak SPBU Kalianget menjual ribuan BBM bersubsidi pada jerigen tanpa surat rekomendasi pembelian dan satu persoalan lagi, pihak pembeli BBM solar bersubsidi yang menggunakan rekom milik orang lain dengan ribuan liter BBM solar untuk dijual kembali kepada kapal pengangkut barang di TUKS dengan harga Rp. 8.500 perliternya.