SUMENEP Suarademokrasi, 12 September 2024 – Sebelumnya pihak media mendengar modus penipuan yang beroperasi melalui aplikasi Michat menjadi perbincangan di Sumenep. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari sumber, sebuah hotel diduga menjadi tempat praktik esek-esek yang bertransaksi melalui aplikasi tersebut. Informasi ini memancing perhatian media untuk melakukan investigasi lebih lanjut.
Sebelumnya, di wilayah Ambunten Kabupaten Sumenep sejumlah tempat yang diduga dijadikan prostitusi dilakukan razia oleh politisi PDIP H. Zainal Arifin bersama Satpol PP Kabupaten Sumenep dan berhasil mengamankan sejumlah wanita yang diduga menjadi PSK.
Tindakan yang dilakukan oleh politisi PDIP tersebut sempat menjadi perbincangan hangat di beberapa grup WhatsApp, agar Zainal Arifin tidak tebangpilih melakukan razia disemua tempat dan hotel yang ada di wilayah Sumenep yang berpotensi untuk tempat prostitusi. Oleh karena itu, Zainal Arifin berkomitmen untuk membersihkan semua tempat dan hotel di Sumenep yang berpotensi dijadikan sebagai tempat esek-esek.
Baca Juga: Tempat Hiburan Malam di Sumenep Dikabarkan Kembali Beroperasi
Dengan adanya informasi bahwa hotel megah di Sumenep diduga dijadikan tempat esek-esek melalui transaksi aplikasi michat. Sebagai bagian dari investigasi, media mencoba mencari aplikasi Michat tersebut dan memulai percakapan chat dengan profil yang mencurigakan. Salah satu profil yang menggunakan nama “Cici” segera mengirim pesan dengan tawaran yang menggiurkan korban, di antaranya:
“- Open BO 600 ribu, full service, durasi 2 jam bebas,
– Open VCS 150 ribu, durasi 1 jam
– Order video pribadi 70 ribu, durasi 35 menit.” Chat dari Cici/Cindy.
Pesan tersebut yang disampaikan Cici juga mencantumkan lokasi layanan di Hotel ‘K’ dan menyertakan nomor kontak WhatsApp untuk melanjutkan transaksi. Setelah menerima pesan, media mencoba menghubungi nomor telepon yang diberikan, dan suara perempuan dengan nada merdu merespons panggilan tersebut. Semakin yakin dengan informasi yang diberikan sumber, media pun berupaya untuk membongkar kebenaran bahwa hotel megah tersebut menjadi lokasi prostitusi.
Media terus memancing melalui chat WhatsApp, berharap Cici atau Cindy, sosok yang mengirimkan pesan, bersedia menemui kami di Hotel yang disebutkan itu. Namun, upaya ini tidak membuahkan hasil, dan Cici justru memberikan nomor telepon lain yang diklaim sebagai “penanggung jawab” layanan.
“Kk hubungi penanggung jawab aku dulu ya konfirmasi bilang aja saya yang mau bo cindy, No wa penanggung jwb: 0857965128124,” chat WhatsApp yang dikirim kepada media, Senin Malam 17 September 2024, sekitar pukul 00.02 wib.
Setelah berpura-pura membatalkan “order” yang ditawarkan Cici, media mendapatkan ancaman dari nomor telepon lain yang mengaku sebagai anggota kepolisian. Oknum yang mengaku sebagai polisi tersebut menegaskan bahwa telah “melanggar pasal” dan menakut-nakuti dengan ancaman akan menghubungi keluarga atau istri jika transaksi dibatalkan.
“Kamu sudah melanggar pasal, apakah saya harus menjemputmu sekarang juga, atau biar istrimu yang membayar?” ujar oknum yang mengaku dari Polres, dengan nada tegas yang diduga mencoba melakukan penipuan atau pemerasan.
Entah modus apa yang direncanakan dari para pelaku diatas, sampai dengan tegas dirinya mengaku sebagai petugas Kepolisian, jangan – jangan profil yang bernama Cici/Cindy dengan foto wanita cantik tersebut milik oknum yang mengaku Polisi tersebut untuk mencari mangsa dengan membawa nama hotel tersebut untuk meyakinkan korbannya.
Maka dari itu, menghimbau kepada masyarakat untuk lebih waspada terhadap berbagai modus penipuan yang dapat mengakibatkan kerugian, baik finansial maupun psikologis. Masyarakat diminta untuk tidak mudah tergiur dengan tawaran yang mencurigakan, terutama melalui aplikasi atau media sosial yang digunakan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab.
Kasus seperti ini menjadi perhatian media dan bagi warga Sumenep untuk berhati-hati dalam berinteraksi di dunia maya agar tidak terjebak dalam situasi yang dapat merugikan diri sendiri. Karena para pelaku kejahatan akan melakukan aksinya dengan berbagai macam cara untuk menjerat korban.
Sampai berita ini tayang belum ada tanggapan resmi dari pihak pemilik hotel atas kebenaran dari isu tersebut. Pihak media akan terus melakukan investigasi untuk mengungkap fakta kebenarannya.