SAMPANG, Suarademokrasi.id | Karena berpolemik lahan sengketa di Pasar Bringkonig Kecamatan Banyuates Kabupaten Sampang tak kunjung ada penyelesaian hingga berujung penyegelan dari pihak p ahli waris pemilik tanah yang dibangun pasar.
Akibat dari dampak sengketa lahan pasar tersebut, puluhan pedagang kelimpungan tempat mangkal yang terlantar hingga memadati bahu jalan raya, karena demi untuk menjajakan dagangannya, Senin 06 Maret 2023.
Berdasarkan investigasi dan konfirmasi media kepada salah satu pedagang, H. Masrikun salah-satu pemilik toko di area pasar tersebut saat dikonfirmasi di lokasi mengatakan kepada media ini bahwa pasca disegelnya pasar Bringkoning tersebut, Omset para pedagang menurun drastis bahkan hingga mencapai 80% dari biasanya.
Baca juga: Pangdam V Brawijaya Berkunjung Keponpes Sampang
“Kalau situasi seperti ini terus, bukan tidak mungkin, semua pedagang maupun pemilik toko akan gulung tikar nanti mas. Karena Omset penjualan menurun sangat drastis bahkan hingga mencapai 80% dari sebelum ada polemik seperti ini, dan hal itu terjadi pada semua pedagang di pasar ini,” ujar H. Masrikun.
Dengan adanya polemik sengketa lahan pasar, Masrikun berharap kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang agar segera menyelesaikan polemik tersebut, demi untuk kelangsungan kedepan bagi para pedagang dipasar serta demi kemajuan Kabupaten Sampang.
“Maka dari itu kami mewakili para pedagang yang lain, berharap kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang agar masalah sengketa lahan ini segera diselesaikan, supaya kami para pedagang bisa kembali seperti semula, dan juga agar Pendapatan Asli Daerah (PAD) untuk Kabupaten Sampang tidak ikut menurun,” Pungkasnya.
Hal senada juga diungkap oleh HJ. Ramayyah salah-satu dari pedagang yang jualan di pasar tersebut, mengatakan hal yang serupa bahwa dampak adanya polemik sengketa lahan tersebut, mengakibatkan Omset penjualan di tokonya menurun drastis,
“Sejak disegelnya lahan didalam pasar ini, Omset penjualan di toko kami nyaris (zonk) alias kosong mas,” Keluhnya.
“Selain itu banyak pedagang yang harus rela menganggur, dan sebagian berjualan di bahu jalan raya, sehingga seringkali terjadi gangguan lalu-lintas atau kemacetan,” Pungkasnya.
Terpisah Ahli waris dari pemilik lahan pasar itu, (H.Fadli) saat dikonfirmasi oleh media ini mengatakan bahwa pihaknya tidak akan membuka segel di pasar tersebut, hingga ada kesepakatan yang jelas dari Pemkab Sampang.
“Kami atas nama keluarga dari ahli waris pemilik lahan seluas 1.642 m di pasar Bringkoning itu, sudah sepakat untuk tidak akan membuka segel di lahan kami itu, sampai ada kesepakatan yang jelas antara kami dan Pemkab Sampang.” Tegasnya.