Turnamen Futsal Antar Suporter Sekolah Terjadi Kerusuhan Hingga Berdarah

Turnamen Futsal Antar Suporter Sekolah Terjadi Kerusuhan Hingga Berdarah
Foto: Ilustrasi kejadian kerusuhan antar pelajar.
banner 120x600

SUMENEP – Suarademokrasi.id | Tugas Aparat Kepolisian dinilai gagal dalam menciptakan Keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di wilayah Kabupaten Sumenep, sehingga turnamen futsal antar suporter sekolah menimbulkan kerusuhan/kericuhan hingga berdarah.

Pasalnya, turnamen futsal 2022 antar pelajar sekolah menengah atas (SMA) se-Kabupaten Sumenep yang di gelar di lapangan TSI (Tirta Sumekar Indah) Jl. Raya Lenteng, Larangan, Torbang, Kecamatan Batuan, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, menimbulkan terjadinya kerusuhan antar suporter dari sekolah sehingga banyak siswa siswi yang mengalami pendarahan karena luka.

Berdasarkan informasi yang diterima media, turnamen futsal tersebut tidak mengantongi izin dari pihak Kepolisian, tetapi turnamen futsal itu tetap terlaksana dari pihak panitia (forum mahasiswa) hingga menimbulkan kerusuhan yang tidak bisa di bendung antar pelajar sekolah.

Baca juga:

Turnamen futsal antar SMA yang ada di Kabupaten Sumenep digelar guna untuk mencari dan mencetak bibit bibit baru dari para generasi pelajar. Sehingga kegiatan tersebut perlu disupport dari semua pihak, khususnya dari petugas Kepolisian dalam menciptakan Kamtibmas.

Karena tidak ada keamanan yang disiapkan oleh pihak panitia dan petugas Kepolisian, sehingga dengan terjadinya kericuhan suporter antar sekolah membuat seorang siswi SMAN 1 Kalianget yang bernama Amilya Nurcahyani putri dari Ketua team 16 Moh Fandari SH, warga Desa Kertasada  Kecamatan Kalianget mengalami pingsan hingga di larikan ke Puskesmas Batuan, diduga terkena amukan dari salah satu suporter, 05 September 2022 sekitar pukul 15.00 wib.

Dengan adanya kericuhan tersebut, Moh Fandari SH menilai pihak panitia pelaksana dan pihak sekolah telah lalai menjaga dan memberikan keamanan kepada para siswa siswi sekolah yang dilibatkan menjadi suporter dalam turnamen futsal, sehingga putrinya menjadi korban kericuhan tersebut.

Baca Juga :  Oknum Perangkat Desa Diduga Memotong BLT DD Sampai Rp. 600.000,-/KPM

“Ini pihak panitia dan sekolah harus bertanggung jawab, karena telah lalai menjaga dan memberikan keamanan kepada siswa siswi yang diperintahkan oleh pihak sekolah untuk ikut menjadi suporter dalam turnamen futsal tersebut, sehingga putri saya menjadi salah satu korban amukan dari suporter, putri saya pingsan di pukul rahang sama perutnya,” ujar Moh Fandari SH. Senin malam 05 September 2022.

Fandari menambahkan bahwa dalam kericuhan tersebut membuat salah satu murid yang mengalami pendarahan akibat luka serius hingga dilakukan jahitan, yang diduga terkena lemparan pecahan keramik.

“Ada yang sampai luka bocor hingga berdarah-darah dan dilakukan jahitan, tapi anaknya habis dijahit minta pulang karena takut orang tuanya yang di Jakarta (jaga toko) tau. Hal itu yang jadi saya terpanggil untuk memperjuangkan hak anak sekolah agar diperhatikan oleh sekolah sebagai pengganti orang tua,” tegas Fandari kepada media.

Dalam percakapan melalui chat WhatsApp Fandari dengan pihak Kapolsek terkait yang menanggapi bahwa turnamen tersebut belum lengkap ijinnya, tapi pihak panitia terburu-buru dilaksanakannya tanpa memikirkan resiko yang akan terjadi kericuhan atau tauran antar suporter.

“Siap kita cek kembali… turnamen tersebut kelengkapannya ijinnya sebelumnya belum lengkap, sudah saya sampaikan agar dilengkapi, tapi sudah dilaksanakan… Panitianya harus bertanggung jawab… Sementara kita hentikan sampai bisa diselesaikan permasalahan termasuk ijinnya,” jawab Kapolsek dalam chat WhatsApp.

Maka dari itu dengan terjadinya kericuhan antar suporter dari sekolah yang mengakibatkan luka-luka kepada siswa siswi, dinilai pihak Kepolisian setempat lalai dalam menjalankan tugasnya menjaga Kamtibmas di wilayah hukum Polres Sumenep karena diduga telah membiarkan turnamen tersebut dilaksanakan.

Adanya kejadian kericuhan ini, pihak media berupaya melakukan konfirmasi kepada Kapolsek terkait untuk pemberitaan melalui pesan suara diaplikasi WhatsApp tidak ada tanggapan sampai pemberitaan ini tayang.

Baca Juga :  Kajian Hukum: Ancaman Pelaku Nodong Senjata Airsoft Gun Pada Sopir Ambulance

Sedangkan hasil konfirmasi media dengan Humas Polres Sumenep Akp Widiarti mengatakan bahwa “Sampai saat ini belum ada informasi,” Jawabnya, Selasa malam 06 September 2022.

Dengan kejadian kericuhan tersebut, pihak Humas SMA Negeri 1 Kalianget mengatakan kurang begitu tau tentang kejadian tersebut, karena dirinya tidak ikut pada kegiatan turnamen futsal tersebut.

“Kejadian tersebut saya kurang begitu tau, karena saya tidak ikut dan sudah ada pembina kurikuler masing-masing dan kebetulan disekolah saya sendiri sebagai pembina bola voli, kalau futsal pembinaannya Achmad Yani,” jawabannya.

Sedangkan, Ahmad Yani selaku pembina kurikuler futsal di SMA Negeri 1 Kalianget saat dikonfirmasi oleh media melalui pesan suara tidak ada tanggapan.