Mobil Suzuki Ertiga Mengangkut Jerigen Terisi BBM Di SPBU 54.694.02

Mobil Suzuki Ertiga Mengangkut Jerigen Terisi BBM Di SPBU 54.694.02
Foto: Mobil baru Suzuki Ertiga saat mengangkut Jerigen Terisi BBM Di SPBU Pamolokan.
banner 120x600

SUMENEP – Suarademokrasi.id | Terekam kamera media mobil baru Suzuki Ertiga berwarna putih dengan plat nomor polisi M 4 DAS, terlihat dijadikan kendaraan untuk mengangkut sejumlah jerigen yang sedang melakukan pengisian BBM di SPBU Pertamina 54. 694. 02 Pamolokan, Asem Toronan, Desa Pamolokan, Kecamatan Kota, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur.

Terlihat jerigen yang sudah di isi BBM di salah satu Dispenser bahan bakar yang bertuliskan Pertamax dan Pertalite. satu persatu jerigen tersebut diangkat kedalam mobil Suzuki Ertiga yang ditaruh dibelakang mobil, dan jerigen kosong yang ada di dalam mobil satu persatu digantikan untuk diisi BBM lagi.

Sedangkan pengendara mobil dan sepeda motor yang lain terlihat sedang kondisi antri panjang kebelakang menunggu giliran untuk mengisi BBM di SPBU 54. 694. 02 Pamolokan, sedangkan satu dispenser SPBU tersebut terlihat sibuk mengurus pengisian jerigen.

Baca juga:

 

 

 

Mobil Suzuki Ertiga Mengangkut Jerigen Terisi BBM Di SPBU 54.694.02

Foto: Media dan lembaga melakukan konfirmasi kepada pihak SPBU Pamolokan.

Pihak media saat itu ingin mengisi BBM mobil yang juga ikut antri untuk menunggu giliran membeli BBM juga, karena masih ada kepentingan yang mendesak, persoalan ini tidak sempat dikonfirmasi langsung kepada pihak SPBU tersebut.

Setelah 3 hari kemudian tepatnya tanggal 26 Oktober 2022, sekitar pukul 12.00 wib, Tim Media dan lembaga mendatangi kantor SPBU tersebut untuk melakukan konfirmasi kepada pihak Manajemen di SPBU 54. 694. 02 Pamolokan, yang ditemui oleh bagian administrasi Ahmad, dia mengatakan bahwa SPBU tersebut tidak melayani BBM bersubsidi untuk jerigen. Tapi melayani Pertalite.

“Kami sejak tahun 2019 sudah tidak lagi melayani solar bersubsidi untuk jerigen, tapi kalau pertalite iya sesuai dengan yang diijinkan dan ACC pertamina, karena pertalite bukan BBM bersubsidi tapi penugasan, kalau BBM Solar baru itu bersubsidi.” Ujarnya.

Baca Juga :  Proyek Drainase Tanpa Papan Proyek Di Marengan Daya Diduga Dikorupsi

Sedangkan Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan masyarakat akan mendapatkan subsidi dari negara sekitar Rp. 60 ribu jika membeli BBM jenis pertalite sebanyak 20 liter. Berdasarkan hitungan terbaru, harga keekonomian pertalite mencapai Rp13.150,- /liter. Berarti, pemerintah memberikan subsidi Rp3.150 per liter kepada setiap masyarakat yang membeli pertalite dengan harga Rp. 10.000,-/liter.

Sehingga saat pemerintah menaikkan harga BBM, pihak pemerintah membatasi penjualan BBM pertalite untuk kendaraan pribadi dan disetiap SPBU sempat diawasi oleh petugas dalam pengisian BBM pertalite.

Selain itu, Achmad juga menyampaikan bahwa terkait penyaluran BBM yang disubsidi oleh pemerintah harus memiliki rekom yang sudah terdaftar dan di ACC oleh pihak Pertamina.

“Kami hanya melayani kendaraan yang sudah memiliki rekom yang di ACC oleh Pertamina, sehingga nantinya akan muncul nomer plat mobil tersebut di sistem, kalau tidak muncul kami tidak melayani,” pungkasnya.

Disaat dirinya ditanyakan salah satu contoh rekom yang di layani oleh pihak SPBU untuk pembelian jerigen yang diangkut dalam mobil mewah Suzuki Ertiga tersebut, Ahmad selaku pengawas SPBU tidak bisa menunjukkan rekom tersebut dengan berbagai alasan yang tidak mendasar, sedangkan untuk penyaluran BBM bersubsidi harus pas sasaran.

“Saya gak pernah mengijinkan untuk menunjukkan rekom, sebab rekom tersebut sudah saya kirim ke manajer kami sebab sudah di ACC pertamina, dan kapasitas sampai apa? seandainya sampean penyidik saya kasih,” tegasnya.

Sedangkan pihak media hanya ingin mengetahui dan memastikan bahwa rekom tersebut sudah terdaftar di Pertamina apa belum?, Karena BBM yang sudah di Subsidi oleh pemerintah menggunakan uang negara yang begitu besar dominannya agar tepat sasaran dan bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat kecil, penyaluran BBM bersubsidi ini perlu kita awasi bersama.

Baca Juga :  Pengukuhan Pengurus HNSI DPC Sumenep Periode 2022-2027

Sedangkan diluaran berdasarkan informasi dan investigasi, di beberapa SPBU yang lain bermain dengan pihak pembeli BBM bersubsidi dengan menggunakan rekom orang lain untuk mendapatkan keuntungan dari BBM tersebut, dan pihak SPBU sendiri pun menjual dengan harga lebih yang tertera dispenser SPBU, kisaran Rp 100,- s/d Rp. 500,- per liter, yang dipungut dari pihak pembeli dan pihak pembeli yang menggunakan rekom orang lain juga mendapat keuntungan dari penjualan BBM tersebut.

Kegiatan tersebut marak dilakukan oleh pihak SPBU dengan pihak pembeli yang menggunakan rekom petani dan nelayan milik orang lain, yang diduga untuk dijual kembali kepada masyarakat kepulauan dengan harga yang lebih tinggi. Kegiatan tersebut berjalan lancar karena diduga juga banyak keterlibatan dan permainan berbagai oknum pihak terkait dalam memberikan ijin untuk pengiriman ke kepulauan dengan kapasitas ribuan liter.

Hasil investigasi media, usaha BBM bersubsidi tersebut sangat menggiurkan, sebab harga Solar bersubsidi di kepulauan perliter Rp. 10.000,- dan Pertalite Rp. 13.000,- . Penjualan BBM bersubsidi pada jaringan marak terjadi di Kabupaten Sumenep, tanpa ada pengawasan dari pihak terkait.