Berita  

Pelayanan SPBU Kalianget Dikeluhkan Anggota TNI AD

Pelayanan SPBU Kalianget Dikeluhkan Anggota TNI AD
Foto: Operator SPBU Kalianget saat melakukan pengisian BBM pada jerigen yang terekam kamera anggota TNI AD.
banner 120x600

SUMENEP, Suarademokrasi.id | Penjualan BBM pada jerigen yang dilakukan oleh pihak SPBU terus menjadi sorotan, pasalnya menghambat kenyamanan bagi para pengendara yang ingin mengisi BBM di SPBU dan merugikan semua pihak.

Kali ini, seorang anggota TNI AD yang bertugas di wilayah Surabaya pulang kampung ke Sumenep, saat dirinya mau mengisi BBM di SPBU Kalianget, pihak operator sibuk mengutamakan pengisian BBM pada jerigen dan kegiatan tersebut terekam kamera oleh anggota TNI AD tersebut.

Aneh nya didalam sistem jaman Pemerintahan saat ini, seorang anggota TNI AD tidak bisa berbuat apa-apa terhadap kejanggalan persoalan permasalahan BBM sehingga pada hari Jum’at 5 April 2023, sekitar pukul 08.54 wib, anggota TNI tersebut menginformasikan dengan mengirimkan sebuah foto kejadian tersebut pada redaksi bahwa SPBU Kalianget menjual BBM pada jerigen, dan pihak operator tidak mengutamakan pelayanan kepada pengendara yang sedang menunggu pengisian BBM di dispenser SPBU Kalianget termasuk salah satunya anggota TNI AD.

Baca juga: Anggota TNI Terus Menyoroti Penyalahgunaan BBM Bersubsidi

Anggota TNI tersebut jengkel yang ingin mengisi BBM pada kendaraannya harus menunggu pihak operator mengisi BBM pada jerigen dulu sampai penuh dulu, sehingga melakukan pengaduan melalui chat WhatsApp kepada media.

“Jhet ma pegghel, kita se ngesse’ana Bensin, ghik ngantos possakna jirigen (emang menjengkelkan, kita yang mau mengisi BBM, harus menunggu penuhnya jerigen) di SPBU Kalianget Barat,” ujar anggota TNI kepada redaksi melalui chat WhatsApp. Jum’at 4 Mei 2023.

TNI tersebut juga menjelaskan bahwa jumlah jerigen yang di SPBU Kalianget sekitar 8 jerigen “Bedhe Mon 8 jerigen (ada kalau 8 jerigen), Kose Abit se ngantos (sampai lama menunggu),” keluh anggota TNI kepada redaksi.

Hal itu menjadi beban moral bagi pelaku media yang berprofesi sebagai sosial kontrol yang selalu menyoroti masalah persoalan BBM, kadang menjadi sorotan dan ocehan juga dari pihak oknum wartawan dan LSM yang diduga ikut berkecimpung dalam permainan BBM tersebut, yang menilai media selalu mencari kesalahan orang lain.

Baca Juga :  Menyambut HUT Bhayangkara Ke-76, Polres Sampang Terus-terusan Didemo

Tak hanya itu, seorang oknum anggota DPRD pun terkesan menyoroti media karena yang menjadi korban pelaporan hanyalah pihak pembeli dan operator, sedangkan pihak pemilik SPBU lepas dari proses hukum dan saksi apapun, sehingga tidak membuat rasa jerah, malah kegiatan penjualan BBM pada jerigen terus dilakukan.

Karena sudah menjadi tugas profesi media untuk melakukan sosial kontrol dalam mengawal program Pemerintah dan mengawasi kebijakan publik. Maka dari itu pihak media tetap harus profesional dan independen untuk menyikapi segala persoalan yang menjadi keluhan masyarakat.

Akhirnya pihak media berupaya langsung menghubungi pihak manager SPBU Kalianget melalui telepon selulernya untuk melakukan konfirmasi hal tersebut, Kajad selaku manager mengatakan tidak ada pengisian jerigen.

“Gak ada, Ini saya baru nyampe, tidak ada,” jawab Kajad dengan suara tegas, saat ditelepon media. 5 Mei 2023.

Sedangkan tanggapan pihak SPBU shift siang saat menanyakan kepada operator shift pagi mengatakan cuma ada 1 atau 2 jerigen saja pengisian BBM jenis Pertalite.

“Ini kemaren katanya mas, kalau saat ini gak ada pengisian ke jerigen, cuma pertalite yang ada 1atau 2 begitu katanya mas,” jawabnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun media sebelumnya dari pihak pembeli BBM pada jerigen, pihak operator SPBU meminta Fie kisaran Rp 100 s/d 200 perliternya, sehingga banyak pihak operator yang tergiur untuk menjual BBM pada jerigen dengan mengabaikan keutamaan pelayanan kepada pihak pengendara.

Hal itu mendapat tanggapan dari pihak SPBU Kalianget bahwa dirinya sudah sering mengingatkan para operator agar mengutamakan pelayanan kepada pengendara.

“Ya mas, saporana kauleh padahal pon ngocak ka operator. Utamakan pengendara dulu ketimbang jerigen. (Ya mas, maaf saya padahal sudah mengatakan kepada operator. Utamakan pengendara dulu ketimbang jerigen)” jawab pihak SPBU.

Baca Juga :  Bupati Achmad Fauzi Sukseskan Pembangunan Melalui Semangat Gotong Royong

Pada persoalan sebelumnya, Pihak media sering menemukan beberapa temuan dari mafia BBM bersubsidi yang membeli BBM di SPBU Kalianget untuk dijual belikan kembali kepada kapal pengangkut barang di TUKS Kalianget dan ribuan liter BBM bersubsidi untuk dikirim ke luar wilayah Kalianget tanpa ada pengawasan petugas dengan diangkut sebuah perahu kayu tanpa memperhatikan dampak resiko terjadinya kebakaran, hal itu masih sering dilakukan oleh para mafia BBM meskipun kejadian kebakaran tersebut sering terjadi di wilayah Sumenep.

Perlu diketahui bersama, dilansir dari beberapa media online bahwa pihak pemerintah pusat melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menganggarkan untuk subsidi dan kompensasi bahan bakar minyak (BBM) sebesar Rp 339,6 triliun pada tahun 2023 ini. Tidak main-main besaran anggaran yang dikucurkan untuk subsidi BBM untuk rakyat kurang mampu, tapi BBM tersebut malah banyak dimanfaatkan oleh para mafia BBM untuk mengais rezeki dari bisnis jual beli BBM bersubsidi.

Maka dari itu, pihak pemerintah dan petugas yang berwenang diminta harus melakukan pengawasan ketat terhadap penyaluran BBM bersubsidi agar tepat sasaran, jangan malah terlibat dalam permainan bisnis BBM bersubsidi yang bisa merugikan masyarakat dan negara.

Surat rekomendasi pembelian BBM yang dikeluarkan oleh dinas terkait harus benar-benar dilakukan verifikasi terhadap pemilik rekom, jangan asal mengeluarkan untuk dipergunakan oleh orang lain hanya dengan sebuah surat kuasa yang bisa direkayasa.