SUMENEP – Suarademokrasi.id | Kabar gembira yang akan menjadi kebanggaan bersama Kabupaten Sumenep khususnya masyarakat Kalianget, PT Garam Persero berniat membuat pabrik soda ash di Kalianget.
Kabar gembira itu disampaikan langsung oleh Arif Hendra Direktur Utama PT Garam Persero, saat giat kopi bareng bersama media yang digelar di cafe Alosska, Desa Kalianget Timur Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep Madura Jawa Timur, Rabu malam 14 September 2022.
Arif Hendra menyampaikan dalam sambutannya bahwa kondisi PT Garam Persero saat ini dalam keadaan tidak berkembang, yang diibaratkan dengan sebuah pepatah “Hidup segan matipun tak mau.” Yang menggambarkan orang hidup yang tak memiliki tujuan hidup.
Baca juga:
- Pemkab Sumenep Melalui DPMD mengikuti Event Kompas Travel Fair 2022 Di Jakarta
- RSUD dr. H. Moh Anwar Sumenep Terus Berinovasi Dengan Guiding Block
“Kalau PT Garam Persero tidak segera melakukan inovasi baru, perusahaan dengan kondisi seperti sekarang ini tidak akan bertahan lama. Maka dari itu, untuk meningkatkan dalam penggunaan garam, kita berencana sudah dalam usulan permohonan untuk membuat pabrik soda ash di Kalianget, yang bahan bakunya langsung dari garam lokal,” ujarnya.

Informasi tersebut menjadi kabar gembira dan kebanggaan tersendiri nantinya bagi masyarakat Sumenep, Hal itu patut kita apresiasi dan kita dukung bersama atas program pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar nantinya.
Maka dari itu, untuk mewujudkan kabar gembira tersebut, Arif Hendra meminta dukungan dan support dari semua pihak untuk mewujudkan itu semua, yang tak lepas peran serta dukungan dari pihak media yang ada di Kabupaten Sumenep.
“Kalau hal itu bisa kita wujudkan, kita akan menciptakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat Sumenep khususnya bagi masyarakat sekitar, pertumbuhan perekonomian juga akan ikut meningkat, karena nantinya kebutuhan garam lokal akan meningkatkan, sehingga bisa memberikan dampak positif kepada masyarakat petani garam,” pungkasnya.
Dirut PT Garam ini sangat optimis untuk mewujudkan harapan itu, karena untuk industri soda ash tersebut bahan bakunya ada di Sumenep sendiri, sehingga nantinya kekayaan yang ada di bumi Sumenep ini bisa dipergunakan untuk bahan industri.
Selanjutnya, rencana strategis sebagai wujud dari perusahaan modern yang diusulkan dan yang akan direalisasikan sebagai tindak lanjut berdasarkan info grafis dalam menciptakan Perusahaan Strategis Nasional ( PSN ) dari Kementrian.
“Saya hanya menindaklanjuti saja, jadi bukan dari saya tapi dari info grafis Kementrian”. Tuturnya.
Maka untuk itu semua, pihak pemerintah juga harus memikirkan dampak positif dan negatifnya yang nantinya dirasakan masyarakat, hal itu juga harus direncanakan, seperti dampak lingkungannya kepada masyarakat sekitar pabrik tersebut.
Karena sampai saat ini, persoalan tempat dan pengelolaan sampah yang ada di wilayah Kabupaten Sumenep khususnya di Kalianget belum juga teratasi dan hanya kebanyakan rencana dan cerita.
Sebelum mengakhiri giat silaturahmi pihak PT Garam Persero yang dikemas dengan ngopi bareng bersama media, berharap banyak dukungan dari semua elemen masyarakat yang ada di Kabupaten Sumenep, karena untuk mewujudkan perusahaan Soda Ash itu sangat membutuhkan investor dengan jumlah anggaran yang begitu besar.
Perlu diketahui mengingat pada sejarah, Kota Tua Kalianget merupakan salah satu kota modern pertama di Pulau Madura, Kota ini di bangun Pada masa VOC dan diteruskan oleh pemerintahan Hindia Belanda. Kalianget ini mulai dibangun menjadi kota pertama di Madura, yang terus meningkat pertumbuhannya meskipun dalam penjajahan.
Sejak jaman itu, Kota Kalianget di kembangkan menjadi kota dikarenakan letaknya yang sangat strategis yang memiliki bandar pelabuhan tersibuk di selat Madura. Yang nantinya pas banget untuk dijadikan tranportasi laut dalam pengiriman barang hasil industri keluar Madura.
Sejak Sumenep jatuh ke tangan VOC pada tahun 1705, VOC mulai membangun sebuah benteng yang terletak di Kalianget barat, namun dikarenakan posisinya yang kurang strategis dan berbatasan langsung dengan laut selat Madura, Benteng tersebut urung dibangun, maka oleh masyarakat sekitar daerah tersebut dikenal dengan nama “Loji Kantang.”
Setelah kongsi dagang VOC dibubarkan, maka Pemerintah Hindia Belanda mengambil alih kekuasaan dari kongsi dagang tersebut dalam berbagai hal termasuk juga dalam pengelolaan lahan Pegaraman yang ada di Sumenep.
Sejak jaman itu, Kota Kalianget terus tumbuh menjadi kota yang berkembang, meskipun masyarakat Sumenep dalam penjajahan. Hal itu dibuktikan, untuk memperkuat posisi ekonomi dan politik pemerintah Hindia Belanda di Sumenep. Di tahun 1899, pihak pemerintah membangun Pabrik Garam Briket Modern, pertama di Indonesia.
Disinilah berbagai fasilitas pendukung industri tersebut dibangun, tak hanya bangunan pabrik, fasilitas Listrik yang terpusat di Gedung Sentral, Lapangan Tennis, Kolam renang, Bioskop, Taman Kota, hingga pemukiman bagi pegawai dan karyawan mulai dibangun dan tersebar di kawasan ini.
Hal ini sebagai bukti bahwa pemerintah Hindia – Belanda kala itu dengan kuatnya memonopoli hasil dari pengelola garam rakyat yang ada di Madura.
Maka untuk itu, masyarakat Sumenep khususnya masyarakat Kalianget berharap penuh kepada Direktur PT Garam Persero, dituntut untuk bisa menghilangkan para oknum berdasi yang merugikan demi untuk memajukan kota Kalianget itu bisa berkembang lagi seperti dulu yang bisa menjadi kebanggaan masyarakat.