SUMENEP – Suara Demokrasi | Dalam beberapa hari sejak bulan Januari 2021 sampai sekarang, Kabupaten Sumenep yang dikenal dengan Kota Keris dan kerajaan sering di unjuk rasa (Unras) oleh kelompok masyarakat dan sejumlah aktivis dari Mahasiswa.
Karena banyak kebijakan yang dilakukan oleh pihak Pemerintah Kabupaten Sumenep dinilai tidak berpihak untuk masyarakat dan dinilai hanya demi kepentingan pribadi dan kelompok tertentu saja.
Beberapa aksi Unras tersebut yang sudah di lakukan kelompok masyarakat dan aktivis Mahasiswa menuntut keadilan dan hak-hak masyarakat kecil yang diantaranya, Persoalan galian C ilegal yang dinilai merugikan masyarakat, Persoalan tambak udang ilegal (yang banyak peminatnya orang asing), Persoalan pemilihan Kepala Desa, Persoalan pengangkatan Kepala Dinas Pendidikan Sumenep dan Persoalan pemberitaan salah satu media online atas dugaan pencemaran nama baik terhadap PMII Cabang Sumenep.
Baca Juga:
Mengantisipasi Lonjakan Omicron, Pemkab Sidoarjo Mengaktifkan Beberapa Instansi Isoter Covid-19
Kali ini aksi Unras yang dilakukan oleh kelompok masyarakat nelayan Gili Raja yang mengatasnamakan Aliansi Masyarakat Menggugat atas persoalan adanya proyek PT. HCML (Husky-CNOOC Madura Limited) yang dinilai sudah tidak berpihak pada masyarakat di Kepulauan, di gelar di depan gedung DPRD Sumenep ujung timur pulau garam Madura, Senin 07/2/2022.

Dalam orasi pendemo di atas mobil komando yang berada di depan petugas Kepolisian yang dibatasi oleh kawat berdiri di depan gedung DPRD Kabupaten Sumenep, mereka menuntut kepada pihak Pemerintah dan para wakil rakyat sedang duduk di kursi empuk di dalam gedung DPRD Sumenep, untuk segera membubarkan PT. HCML (Husky-CNOOC Madura Limited) dan mengusir dari bumi tercinta Kabupaten Sumenep.
“Kami dari masyarakat nelayan Gili Raja meminta tegas kepada Pemerintah dan wakil rakyat kami untuk mengusir PT. HCML yang beroprasi sebagai tambang mineral dan segera di usir dari bumi ini, karena mereka telah mengambil kekayaan alam kami dan sejak adanya PT. HCML tersebut, warga kepulauan Gili Raja kesulitan untuk mencari mata pencaharian menangkap ikan di laut,” teriak pendemo dengan semangatnya.
Baca Juga:
Sejumlah aksi massa tersebut dengan kompak dan berani meminta kepada wakil rakyat untuk segera mengambil sikap tegas, agar perusahaan tersebut secepatnya angkat kaki. Meskipun dalam kondisi cuaca hujan sangat deras, aksi massa yang di pimpin oleh Korlap Moh. Hajil tidak membuat semangat aksi mereka mundur selangkah pun, malah mereka terus menyuarakan keluhan dari para masyarakat nelayan Kepulauan Gili Raja.
“Kami meminta kepada para Wakil Rakyat untuk segera mengusir pihak PT. HCML, karena dengan adanya proyek tersebut tidak menguntungkan pihak masyarakat Gili Raja, yang ada cuma dampak negatifnya yang dirasakan dan sampai saat ini tidak ada kejelasan tentang solusinya,” tegasnya.
Baca Juga:
Aliansi Masyarakat Kepulauan melakukan aksi massa tersebut, hanyalah untuk menuntut keadilan dan hak-hak masyarakat Kepulauan yang sewajibnya mendapatkan bagian sesuai dengan peraturan yang berlaku dan mereka menyampaikan harapan kepada wakil rakyat agar bisa memperjuangkan aspirasi suara masyarakat kepulauan, jangan menjadi penghianat rakyat.
“Kedatangan kami bersama masyarakat Kepulauan ke Kantor DPRD Sumenep, hanya ingin dan bisa duduk bersama dengan wakil rakyat untuk menyampaikan suara masyarakat Kepulauan, bukan malah di hadang oleh ratusan Kepolisian, kami semua ini adalah anak didikan dari santri yang mengerti aturan dan hukum bukan seorang perampok yang harus dihadang seperti ini oleh sejumlah petugas,” ucap pendemo dengan suara lantangnya di depan petugas Kepolisian yang menjaga.
Baca Juga:
- Aksi Kapolres Sumenep Membuat Massa Aksi PMII Membubarkan Diri
- “Bismillah Melayani” Bupati Sumenep Terus Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Untuk Masyarakat
Selain itu dengan teriakan lantangnya, pendemo tersebut menuding pihak PT. HCML adalah pembohong yang tidak pernah menepati janji untuk memberikan hak-hak masyarakat kepulauan, malah mereka dituding berbuat kurang ajar kepada masyarakat kepulauan Gili Raja.
“Kami menilai PT. HCML sudah kurang ajar, karena masyarakat kepulauan yang mau melakukan aksi massa di Surabaya dirayu untuk diberikan bantuan agar para pendemo tidak melakukan aksinya, tapi janji tersebut hanyalah kebohongan belaka yang diberikan oleh pejabat yang duduk manis di kursi empuk,” ucap orator dalam aksi tersebut.
Karena merasa dikhianati dan dirampok haknya, sejumlah para aksi massa yang hadir bersama-sama dengan semangat meneriakkan suaranya, dengan kompak menyatakan untuk bangkit dan melawan para penghianat rakyat sampai pertumpahan darah pun mau dilakukan oleh kelompok masyarakat kepulauan Gili Raja, demi untuk mendapatkan keadilan.
“Ini sudah waktunya untuk bangkit, kami masyarakat nelayan siap akan melawan meskipun nantinya akan terjadi pertumpahan darah, ditimbang kami diam dan merasa dijajah terus, kami sekarang sudah merasa dijajah dalam segi perekonomian oleh orang yang tidak bertanggungjawab,” teriakan semangat mereka.
Meskipun teriakan para orasi mereka sangat mengerikan, para aksi massa unjuk rasa tersebut sangat terkendali dan kondusif, tidak terjadi gesekan dan keributan dengan pihak petugas yang sedang melakukan tugasnya melakukan pengawalan dan keamanan bagi aksi massa yang berunjuk rasa tersebut.
Petugas yang melakukan pengawalan tersebut diterjunkan dari pihak kepolisian polres sumenep dengan mendatangkan empat peleton pasukan pengamanan dan di bantu dari TNI serta pasukan Polisi Pamong Praja (Satpol. PP) kabupaten Sumenep.